Selasa, 18 Juni 2013

Lionel Messi Pemain Bintang yang Rendah Hati

Nama pemain sepakbola yang kini tengah menjadi tidak lain adalah Lionel Messi. Ia tidak hanya menjadi perbincangan kalangan masyakarat awam, tapi menjadi buah bibir para pelatih dan pemain bola dunia. Bagaimana tidak, pemain bertubuh mungil untuk ukuran Eropa ini benar-benar membuat orang menjadi kagum. Kemampuannya dipatenkan dengan meraih penghargaan Ballon d’Or 2009.
Bahkan setelah meraih penghargaan pemain terbaik dunia kemampuannya makin menjadi-jadi. Messi mewarisi baju pemain nomor  10, yang merupakan nomor keramat nyaris mencetak gol setiap kali bermain. Terlebih lagi dalam tahun 2010 ini, Messi telah berkali-kali mencetak hatrick di Liga Spanyol. Bagi tim lawan yang bakal menghadapi Barcelona, para pemain dan pelatih mesti memperhitungkan keberadaan seorang Messi.
Sepak bola memang permainan tim oleh 11 orang pemain, tapi seorang Messi menjadi begitu dominan di kubu Barcelona. Terbukti tim kuat Arsenal dari Inggris terpaksa menelan mentah-mentah empat gol dari kaki Messi. “Saya memang tidak percaya sepak bola didominasi oleh satu pemain. Tetapi kalau Anda melihat penampilan Messi yang begitu memikat, itu sangat mempengaruhi tim secara keseluruhan,” Kata Josep Guardiola, Pelatih Barcelona.
Pujian itu tidak hanya datang dari pelatihnya, juga dari pihak luar bahkan dari pemain dari Madrid, merupakan rival abadi Barcelona. “Saya mengidolakan kemampuan Messi dalam mengontrol bola. Dia menjadi salah satu pemain yang akan Anda inginkan dalam tim. Ia mempunyai kemampuan yang tidak masuk akal dan dapat mengendalikan bola dengan luar biasa dan itu menjadikannya salah satu pemain terbaik dunia,” Kata Kaka yang pernah mendapat penghargaan pemain terbaik dunia.
Di balik kebesaran Messi, tentu orang ingin lebih tahu banyak siapa sebenarnya gelandang serang Barcelona ini. Buku berjudul Kedahsyatan Lionel Messi memberikan jawaban berbagai macam informasi tentang karier sepak bola pemain yang disebut sebagai titisan Maradona dan diberi julukan Messidona.
Nama lengkapnya adalah Lionel Andreas Messi, lahir dan dibesarkan di kota terbesar ketiga di Argentina yakni Rosario Propinsi Sante Fe. Messi kecil terbiasa menggiring bola di sekitar rel kereta api, ia sangat ingin menjadi pemain terkenal. Keinginan Messi didukung kuat oleh keinginan sang ayah, agar ia melihat anaknya kelak bila sudah dewasa menjadi brilian seperti Maradona, Gabriel Batistuta dan pemain terkenal Argentina lainnya (h.18)
Ayahnya tidak hanya berkhayal belaka, sebab secara langsung ia melatih Messi ketika memulai karier sebagai pesepakbola yunior pada usia 5 tahun di klub Grandiola. Ketika bakatnya kian matang, Messi pindah merumput ke klub Newell’s Old Boys, klub legendaris yang melahirkan pemain sekelas Gabriel Batistuta. Tampaknya Messi semakin mantap meniti karier sebagai pemain yang profesional, selain berlatih sejak dini, ia juga telah menampakkan talenta luar biasa dan memikat klub besar seperti  River Plate, Argentina.
Sayang pada usia 11 tahun, saat masih bergabung di klub Newell’s Old Boys, ia didiagnosa menderita penyakit kekurangan hormon. Akibatnya Messi terancam sulit mengalami pertumbuhan badan. Konon dengan tinggi badan yang tidak sampai 150 cm, kaki Messi pada waktu itu tak pernah menyentuh tanah saat duduk di bangku cadangan. Klub River Plate yang semula bermaksud merekrut Messi mengurungkan niat. Pengelola tidak sanggup merawat penyakit Messi yang memakan biaya $ 800 Dollar per bulan (h. 19).
Inilah cobaan yang dialami Messi, belum menjadi pemain profesional ia sudah terancam gagal. Sayangnya, buku ini tidak menceritakan lebih lanjut bagaimana Messi melewati kenyataan atas diagnosa penyakit kekurangan hormon yang diidapnya. Setelah gagal direkrut oleh River Plate, rupanya berkah lebih besar menghampiri Messi. “Saya hanya butuh waktu kurang dari 10 menit untuk yakin bahwa dia memang seorang bintang pada masa akan datang,” ucap Carles Rexach, pelatih Barcelona B kala itu yang berani memboyong Messi dan keluarganya ke La Masia, Akademik Sepakbola Barcelona di Spanyol. Berani memboyong Messi, berarti juga berani menanggung ongkos pengobatan $ 800 Dollar per bulan. Pengorbanan Barcelona tidak sia-sia, Messi telah membayar segenap kepercayaan klub dengan permainan yang memukau dan meraih kemenangan demi kemenangan.
Begitu bergabung di Barcelona, Messi mengharumkan nama klubnya dengan berbagai penghargaan baik secara individul dan tim. Sebelum terjun sebagai pemain profesional, di Messy telah menyumbangkan gol bagi Barcelona B sebanyak 37 gol dari 30 pertandingan.  Pada tahun 2005, harian Tuttosport Italia menganugerahinya gelar Golden Boy 2005, sebagai penghargaan untuk pemain di bawah 21 tahun di Eropa. Prestasi ini mengungguli dua pesaingnya, Wayne Rooney dan Lukas Podolski. Satu tahun kemudian, Messi dalam usia 19 tahun meraih gelar sebagai gelar Pemain Muda Terbaik dari Persatuan Pemain Profesional (FIFPro). Pada saat bersamaan rekan setimnya, Samuel Eto’o meraih penghargaan sebagai pemain teladan, sedangkan Ronaldinho menyabet penghargaan sebagai pemain terbaik. Puncak penghargaan tertinggi diraihnya sebagai pemain terbaik dunia pada tahun 2010.
Selama bergabung di tim senior Barcelona, Messi ikut menyumbangkan banyak prestasi untuk tim. Gelar Liga Spanyol 2004-2005, 2005-2006, 2008-2009. Ia juga mengantarkan Barcelona sebagai juara Liga Champion musim 2005-2006 dan 2008-2009 (h. 32). Messi pula yang mengakhiri keperkasaan MU dalam final Champion  2009, meskipun tubuhnya terbilang mungil untuk ukuran Eropa, ternyata Messi dapat mencetak gol kemenangan untuk Barca melalui sundulan kepala yang merobek jala MU.
Masih banyak lagi informasi yang disajikan penulis buku tentang Messi, seperti mewarisi nomor punggung 10 yang dikeramatkan, menjadi incaran banyak klub elit dunia, pujian dari berbagai kalangan sepak bola baik pelatih maupun pemain, bahkan ada juga kritik. Namun, menarik dari seorang Messi, selain kehebatannya sebagai pemain bola, ia tidak membanggakan diri. Setiap kali membawa kemenangan untuk Barcelona karena pencapaian kemampuan individual, Messi selalu merendah dengan mengatakan kemenangan diraih atas kerja sama tim.
Membaca buku Kedahsyatan Lionel Messi pembaca dapat mengetahui banyak hal tentang Messi, meskipun ada bagian penting yang tidak didalami oleh penulis. Bahwa pemain bola selalu menarik untuk mengetahui kehidupan di dalam dan di luar lapangan. Kiprah Messi di lapangan menjadi cerita utama, sebaliknya kisah Messi di luar lapangan sedikit sekali disinggung, hanya satu paragraf yang mengisahkan hubungan Messi dengan model Luziana Salazar yang berusia 28 tahun (h. 168). Padahal jika dicertakan kepribadian Messi adalah pemain yang jauh dari dunia gemerlap, pesta pora, dan perempuan tentu buku ini Messi lebih lengkap. Kelemahan demikian, disebabkan sumber utama yang digunakan penulis hanya kebanyakan dari berita koran dan buku-buku penunjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar